Banjir, gempa bumi, atau bencana akibat
kesalahan manusia hadir dalam berbagai bentuk dan kejadian yang
berlangsung beberapa waktu terakhir telah mempertegas kebutuhan bagi
kalangan bisnis untuk memiliki rencana disaster recovery (DR) yang
komprehensif.
Akan tetapi, bisnis, baik besar dan kecil,
seringkali membuat kesalahan dengan tidak memberikan sumber daya dan
waktu yang cukup untuk mengevaluasi dampak dari gangguan terhadap sistem
dan layanan IT mereka.
Kerugian yang dihasilkan seringkali
terjadi secara langsung dengan dua dampak, kerugian finansial akibat
tidak tersedianya layanan (downtime) dan kehilangan kepercayaan
pelanggan yang bisa berpotensi merusak reputasi bisnis yang
bersangkutan.
Kalangan bisnis perlu membuat rencana DR yang
efektif dan komprehensif sebagai prioritas. Risiko dari bencana selalu
hadir dan DR bahkan lebih vital dalam dunia bisnis saat ini karena
meningkatnya ketergantungan terhadap IT untuk mendukung aplikasi yang
kritis.
Kegagalan sistem, bencana alam, dan bahkan kesalahan
pengguna bisa membuat operasional terhambat dan membawa dampak negatif
bagi bisnis. Menyediakan waktu untuk membuat rencana penanggulangan
bencana, kejadian, atau krisis dapat menentukan perbedaan antara sukses
dan kegagalan setelah terjadi gangguan terhadap bisnis.
Sebuah
rencana DR yang efektif mengatasi tidak hanya perlindungan dan pemulihan
teknologi, akan tetapi juga termasuk, Orang, Proses, dan Prosedur yang
dibutuhkan untuk menghadirkan hasil akhir yang sempurna. Rencana DR juga
memungkinkan pengguna mengelola risiko perusahaan, menanggapi potensi
gangguan, dan menyelesaikan transaksi bisnis baru sambil melindungi
catatan transaksi yang sangat penting bagi bisnis.
Meningkatkan Keberhasilan
Meningkatkan
kekuatan dan efektivitas rencana DR, komunikasi, dan keawasan pada
level eksekutif dan manajemen IT sangatlah penting. Bahkan, keterlibatan
eksekutif tinggi menghasilkan tingkat kesuksesan rencana DR yang tinggi
pula.
Pengujian reguler juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa
rencana DR akan berhasil dan karyawan tahu apa yang akan terjadi bila
krisis yang sebenarnya tiba. Sebagai tambahan, uji coba juga
memungkinkan bisnis memperbaiki dan mengkustomisasi rencana mereka
berdasarkan pada kebutuhan spesifik mereka.
Mereka juga harus
mengingat beberapa hal: mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mengaktifkan server cadangan; mengetahui bagaimana mengakses data
jika mereka tidak berangkat ke kantor, dan di mana mereka bisa mengakses
kopi software yang tidak terganggu jika malware telah menginfeksi
sistem IT. Waktu yang dihabiskan pada tahap ini untuk menguji coba dan
mengatur pilihan recovery dapat memastikan kemudahan recovery bagi
bisnis di masa datang.
Otomasi merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan. Bagi banyak bisnis, pemulihan sistem merupakan proses
manual yang memakan waktu, akan tetapi, menggunakan pendekatan
terotomatisasi bisa memulihkan sistem dalam hitungan menit setelah
gangguan terjadi dan menghapuskan kesalahan manusia serta tidak
tersedianya layanan (downtime).
Sebuah solusi terotomatisasi
juga mengetahui bahwa tidaklah selalu mungkin bagi administrator IT
untuk mengakses secara fisik sistem yang terpengaruh sesaat setelah
bencana, sehingga beberapa aktivitas tertentu harus ditangani dari jarak
jauh.
Perubahan di pemulihan bencana
Virtualisasi
server telah menjadi teknologi penting pada data center berbasis server
saat ini. Ia menerapkan teknologi virtual mesin yang memungkinkan
berbagai sistem operasi dijalankan di satu server, yang masing-masing
berfungsi secara independen satu sama lain dengan sistem operasinya
sendiri.
Penelitian DR Symantec menemukan bahwa 52 persen
organisasi yang disurvey di APJ telah mengevaluasi kembali rencana DR
mereka terkait virtualisasi server. Lebih lanjut, 37 persen server
virtual tidak tercakup dalam rencana DR mereka dan hanya 38 persen
membackup lebih dari 90 persen dari sistem virtual mereka.
Dengan
semakin meningkatnya kalangan bisnis yang menerapkan teknologi
virtualisasi, terdapat kebutuhan yang semakin besar untuk memastikan
bahwa aset virtual dan informasi tetap aman dan tersedia kapanpun.
Seberapa aman data Anda?
Pada
situasi bisnis yang intensif akan IT seperti saat ini, perencanaan
pemulihan bencana merupakan bagian penting dari strategi bisnis yang
berhasil. Adalah hal yang penting untuk menjaga rencana DR sebagai
dokumen hidup yang selalu up-to-date dan sesuai dengan aturan kebijakan,
tren teknologi dan perubahan lain di lingkungan.
Meski tidak
ada organisasi yang bisa menjamin daya tahan 100 persen, mengambil
langkah-langkah yang tepat melalui perencanaan yang baik akan membantu
mereka pulih lebih cepat dan dengan dampak yang paling minimal terhadap
operasional bisnis, jika ada gangguan yang terjadi – baik bencana alam,
kesalahan manusia, atau kegagalan sistem.
Tentang Penulis: Eric Hoh adalah Vice President, Sales, Asia South Region, Symantec
detikinet
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar