Selasa, 14 Desember 2010

Ayah Saya Diseret dan Ditembak di Depan Anak-anaknya




Jakarta - Putri Jenderal (Purn) Ahmad Yani, Amelia Yani tidak heran dengan keluarnya dokumen pembunuhan G30S PKI di situs Indoleaks. Dia menduga suatu hari hal seperti itu pasti akan diungkit lagi. Dia mengaku memiliki dokumen serupa seperti itu.

"Saya punya dokumen-dokumen seperti itu, yang ucapan-ucapan para dokter. Itu saya simpan, di dalam dokumen itu disebutkan tidak ada penyiksaan," jelas Amelia saat dihubungi detikcom, Senin (13/12/2010).

Dia menjelaskan, kalau orang beranggapan dari dokumen itu membuktikan tidak ada penyiksaan jelas salah. Dia menegaskan, 8 orang anak almarhum Ahmad Yani dengan jelas melihat adanya penembakan dan penyiksaan.

"Di rumah sudah dianiaya, ayah saya ditembak di depan anak-anaknya, kemudian diseret di aspal dan dilempar ke atas truk. Ayah saya juga sebelumnya dibentak-bentak, apa itu bukan siksaan?" terangnya.

Amelia juga menceritakan bagaimana anak-anak para pahlawan revolusi itu menyimpan trauma, yang hingga kini masih terbayang. Belum lagi saat mereka diminta mengenali jasad ayah mereka yang dikubur di dalam lubang sumur sedalam 12 meter.

"Bagaimana kemudian kami disuruh mengenali jasad para pahlawan itu yang kondisinya sudah rusak. Anaknya Pak Prapto (Letjen TNI Anumerta Suprapto) yang melihat jasad ayahnya hancur di rumah sakit dan diminta mengenali dengan melihat sarung yang dipakai. Ayah saya juga dikenali dari piyama biru yang dikenakan," tutur Amelia.

Saat itu, dengan melihat kondisi jasad ayah-ayah mereka yang tewas ditembak dan kemudian dikubur di dalam sumur sedalam 12 meter saja sudah merupakan suatu siksaan.

"Itu tidak bisa dimaafkan, itu sebuah kekejaman," tutupnya.

Seelumnya, situs sejenis WikiLeaks untuk Indonesia, IndoLeaks, merilis data visum 7 Pahlawan Revolusi. Visum yang diduga kuat milik Jenderal Ahmad Yani, menyebutkan dia gugur dengan 10 luka tembak. Tidak ada penyiksaan sadis seperti disebutkan oleh pemerintah Orde Baru.

Sebuah dokumen visum Pahlawan Revolusi dirilis Indoleaks pada Senin (13/12/2010). Bagian nama orang yang divisum, sengaja dihitamkan. Begitu pula tempat tanggal lahir, pangkat, jabatan dan alamat korban, semua dihitamkan entah oleh IndoLeaks, atau memang sudah demikian.

Namun usia korban terbaca jelas 43 tahun. Kewarganegaraannya Indonesia, jenis kelamin laki-laki dan beragama Islam. Diduga ini adalah dokumen visum Jenderal Ahmad Yani. Ahmad Yani lahir pada 19 Juni 1922 dan wafat 1 Oktober 1965, atau dalam usia 43 tahun.

Sebenarnya, adalagi Pahlawan Revolusi lain yang gugur dalam usia 43 tahun, yaitu Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo. Namun, keterangan visum ini selaras dengan keterangan visum Jenderal Ahmad Yani yang pernah disebutkan dalam makalah pakar politik Indonesia dari Cornell University, AS, Ben Anderson, dalam jurnal 'Indonesia' edisi April 1987.

www.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Ping

Computers Top Blogs Computers Blogs My Ping in TotalPing.com pingoat_9.gif