Jumat, 21 Januari 2011

“Festival Anak Jenius” dari AJI (Anak Jenius Indonesia)

uiih… meskipun cuman dateng bentar, ane sempet Hunting Foto bareng beberapa Temen Cubers Jogja. Bertepatan Hari Kemerdekaan, AJI (Anak Jenius Indonesia) menyelenggarakan Festival Anak Jenius di Pelataran Saphir Square Mall Yogyakarta. (Salah langkah mereka… Lha wong dedengkot Cuber markasnya disitu semua )
Jika ini dibiarkan, akan menjadi potret masa depan bangsa kita dimana pada saat Peringatan hari kemerdekaan, Kebodohan masih merajalela.



Sayangnya, ane dateng telat sehingga ga bisa melihat keseluruhan Acara. Kebetulan harus nyupirin nyokap pulang dari tugas kantor di luar kota. Sementara pas hari itu ada lomba rubik di Amplas sehingga Squad Cuber ga bisa maksimal. Tapi berdasarkan informasi dari rekan rekan yang sudah menyatroni tempat itu, ada demo Naik sepeda, main musik, dll. Untung ane masih kebagian acara ‘mewarnai dengan mata tertutup’.


AJI memberikan penutup mata ‘default’ yang dikenakan anak didiknya. Terbuat dari kain dengan sedikit lubang untuk pangkal hidung. Ini tentu saja seolah menambah rapat celah dibawah mata, tapi juga membuka celah kedepan sehingga memungkinkan anak membaca tegak lurus dengan mata (tidak perlu mendongak) tapi cukup menoleh 45 derajat ke kanan atau ke kiri untuk melihat kedepan. Ilustrasinya seperti ini:




Di acara ini, meskipun kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan anak anak itu, saya tidak mendapatkan rasa ‘miris’ yang dialami rekan rekan JRCC pada acara GMC di Margo City. Sepertinya mereka senang senang saja show off. Baik orang tua maupun anak. Saya mendatangi beberapa orang tua dan melakukan pembicaraan yang singkat namun cukup memberikan IDE apa yang sebenarnya terjadi.

VK: “Wah… ini putrinya ya pak?” Sambil menunjuk anak yangs edang mewarnai sambil menggunakan penutup mata.
OT: “Benar mas…!” Kedua orang tua ini menoleh dan menghadap saya. Antusias dan bangga.
VK: “Wah, mau saya kenalkan rekan saya pak? Dia mau bayar 13 juta kalau anaknya beneran bisa. Nanti di test.”

Saat ini mereka langsung salting dan mulai menghindar. Saya kejar terus dan meyakinkan bahwa saya tidak main main. Akhirnya mereka berkata.

OT: “Jangan mas, anaknya masih belajar kok…”

Ini memberi petunjuk bahwa sebenarnya orang tua itu tidak yakin anaknya jujur.

Saya berbicara dengan beberapa orang tua lainnya dan rata rata tanggapannya sama. Mereka menghindar.

Ada satu adegan yang membuat saya trenyuh. Dimana seolah Sang Ibu SANGAT percaya kemampuan anaknya sehingga menutup mata sang anak sampai hampir menutupi hingung. Sang anak panik tapi tak bisa protes. Tampak di gambar berikut:

Spoiler for Trenyuh:











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Ping

Computers Top Blogs Computers Blogs My Ping in TotalPing.com pingoat_9.gif